Selasa, 04 Oktober 2011

Perlengkapan Pendakian(untuk medan gunung hutan)

1. Sepatu

Mempunyai kegunaan sesuai dengan kebutuhan perjalanan.
Sesuai dengan bentuk dan ukuran kaki
Harus kuat untuk pemakaian yang berat
Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu :

Melindungi telapak kaki sampai mata kaki
Kulit tebal, tidak mudah sobek
Lunak bagian dalam, masih memberikan ruang bagi gerak kaki

Keras bagian depannya, untuk melindungi jari kaki (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja
tambang, yang bagian depan sepatu sangat keras karena dilapisi dengan besi, selain berat
juga akan merusak jari kaki jika ada perubahan suhu)
Bentuk sol bawahnya harus dapat menggigit tanah ke segala arah dan cukup kuat.
Ada lubang ventilasi, yang bersekat halus sehingga air dan udara lewat untuk pernafasan kulit
telapak kaki.



2. Kaus Kaki
Yang perlu diperhatikan : menyerap keringat. Gunanya :

Melindungi kulit kaki dari pergesekan dengan kulit sepatu.
Menjaga agar kulit kita tetap dapat bernafas.
Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah yang dingin.



3. Celana Jalan
Yang perlu diperhatikan :

Perlengkapan Pendakian

Kuat, lembut
Ringan
Tidak mengganggu gerakan kaki, jahitannya cukup longgar
Praktis
Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
Mudah kering, bila basah tidak menambah berat
Bahan celana yang terbuat dari katun cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri, mudah kering.



4. Baju Jalan
Yang perlu diperhatikan :

Melindungi tubuh dari kondisi seikitar
Kuat
Ringan
Tidak mengganggu pergerakan
Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
Praktis
Mudah kering



5. Topi Lapangan
Yang perlu diperhatikan :

Melindungi kepala dari kemungkinan akibat duri
Melindungi kepala dari hujan, terutama kepala bagian belakang.
Harus kuat dan tidak mudah robek, untuk medan gunung hutan dianjurkan memakai topi rimba
atau semacam topi Jepang.



Perlengkapan Pendakian

6. Sarung Lapangan
Yang perlu diperhatikan :

Sebaiknya terbuat dari kulit
Bentuknya sesuai dengan tangan kita
Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan.



7. Ikat Pinggang
Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala yang tidak terlalu besar tetapi teguh.
Selain menjaga agar celana tidak kendur, juga untuk meletakan alat-alat yang perlu cepat
dijangkau seperti pisau pinggang, tempat air minum, tempat alat-alat P3K, dll.

8. Ransel / Carrier
Ringan, Sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan, terbuat dari
bahan yang water proof.
Kuat, harus mampu membawa beban dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah robek,
jahitannya tidak mudah lepas, zippernya cukup kokoh, dsb.
Nyaman dipakai, dianjurkan agar memakai ransel yang mempunyai rangka, agar berat beban
merata dan seimbang. Selain itu juga membuat kenyamanan karena adanya ventilasi antara
tubuh/punggung dengan ransel.
Praktis, kantung-kantung tambahan serta pembagian ruangan akan memudahkan untuk
mengambil barang-barang tertentu.



9. Peralatan navigasi
Kompas, peta, penggaris segitiga, busur derajat, pensil, dll.

10. Lampu Senter

Dengan bola lampu dan baterai cadangan

11. Peluit

Perlengkapan Pendakian

12. Pisau

Pisau saku serbaguna (multi blade) seperti Victorinox
Pisau pinggang
Golok tebas

B. Peralatan Tidur

Satu set pakaian tidur
Kaus kaki untuk tidur
Sleeping bag
Matras
Tenda/ponco/flysheet untuk bivak

C. Perlengkapan Masak dan Makan

Alat-alat makan
Alat pembuat api (lilin, spirtus, dll)
Kantung air / tempat air

Menyusun Perlengkapan Kedalam Ransel/carrier (Packing)

Nyaman, efisien, selain secara langsung ditentukan oleh desain ransel, juga banyak
dipengaruhi cara menyusun barang (packing) kedalam ransel.

Tempatkanlah barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan.
Barang-barang yang relatif lebih ringan (sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan dibagian
bawah.
Letakkan barang yang sewaktu-waktu diperlukan diletakkan dibagian atas atau diletakkan
dikantung-kantung luar ransel (ponco, P3K, kamera, dll).
Kelompokan barang-barang dan masukkan kedalam kantung-kantung plastik yang tidak
tembus air, terutama pakaian tidur / cadangan, pakaian dalam, buku-buku, dll.

Perencanaan Perbekalan

Dalam perencanaan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan salah satu hal yang
perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

Lamanya perjalanan yang akan dilakukan
Aktifitas apa saja yang akan dilakukan
Keadaaan medan yang akan dihadapi (terjal, sering hujan, dsb)
Sehubungan dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam
merencanakan perjalanan:
a. Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai.
b. Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya.
c. Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan

Perlengkapan Pendakian

bakar.
d. Ringan, mudah didapat
e. Murah

Untuk dapat merencanakan komposisi bahan makanan agar sesuai dengan syarat-syarat
diatas, kita dapat mengkajinya dengan langkah-langkah berikut :

Dengan informasi yang cukup lengkap, perkirakan kondisi medan, aktifitas tubuh yang
perlukan, dan lamanya waktu. Perhitungkan jumlah kalori yang diperlukan.
Susun daftar makanan yang memenuhi syarat diatas, kemudian kelompokan menurut
komposisi dominan. Hidrat arang, ptotein, lemak, hitung masing-masing kalori totalnya (setelah
siap dimakan).
Perhitungan untuk vitamin dan mineral dapat dilakukan terakhir, dan apabila ada kekurangan
dapat ditambah tablet vitamin dan mineral secukupnya.

Perlengkapan Perorangan :

1. Carrier / Ransel
2. Matras
3. Rain coat / ponco
4. Sleeping Bag
5. Perlengkapan makan & minun
6. Baju hangat / jaket + baju ganti (cadangan)
7. Sepatu gunung + kaos kaki cadangan
8. Senter (Baterai + bohlam cadangan)
9. Kupluk + topi rimba, sarung tangan
10. Obat-obatan pribadi
11. Kompas, webbing, tali
12. Logistik
13. Lilin
14. Pisau serba-guna / Victorinox

Perlengkapan Team :

1. Tenda
2. Peralatan masak
3. P3K
4. Trash Bag
5. Golok Tebas

Sejarah Pendakian

Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing di Indonesia

1492
Sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing
Mont Aiguille (2097 m), dikawasan Vercors Massif. Tak jelas benar tujuan mereka, tetapi yang
jelas, sampai beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di
Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Jadi mereka
memanjat karena dipaksa oleh mata pencaharian, kurang lebih mirip para pengunduh sarang
burung walet gua di tebing-tebing Kalimantan Timur atau Karang Bolong, Jawa Tengah.
1623
Yan Carstensz adalah orang Eropa pertama yang melihat "..... pegunungan yang sangat tinggi,
di beberapa tempat tertutup salju !" di pedalaman Irian. Salju itu sangat dekat ke khatulistiwa.
Laporannya tak dipercaya di Eropa, padahal belum lama berselang diberitakan ada juga salju di
Pegunungan Andes dekat khatulistiwa.
1624
Masih berkaitan dengan pekerjaan juga, pastor-pastor Jesuit merupakan orang-orang Eropa
pertama yang melintasi Pegunungan Himalaya, tepatnya Mana Pass (pass =
pelana/punggungan yang terentang antara dua puncak), dan Garhwal di India ke kawasan
Tibet.
1760
Profesor de Saussure agaknya begitu jatuh cinta pada Mont Blanc di perbatasan
Perancis-Italia, sehingga dia menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang dapat
menemukan lintasan ke puncaknya, untuk penyelidikan ilmiah yang diimpikannya. Sayang tak
ada yang tertarik, terutama karena keder terhadap naga-naga yang konon mbaurekso di
puncak gunung tertinggi di Eropa Barat itu.
1786
Setelah beberapa percobaan gagal, Puncak Mont Blanc (4807 m) digapai manusia. Mereka
adalah Dr.Michel-Gabriel Paccard dan seorang pandu gunung, Jacques Balmat. Puncak
tertinggi di Alpen yang didaki sebelumnya adalah Lysjoch (4153 m), tahun 1778.
1830
Alexander Gardiner melintasi Pelana Karakoram dari Sinkiang di Cina ke wilayah Kashmir di
India.
1852
Ahli-ahli ukur tanah di India berhasil menentukan ketinggian Puncak XV, 8840 meter. Berarti
puncak tertinggi di dunia, mengalahkan Puncak VIII (Kangchenjunga, 8598 m) yang
sebelumnya dianggap paling tinggi. Puncak XV itu lalu diberi nama Everest (padahal aslinya
orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma kata orang Tibet). Belakangan
ketinggiannya dikoreksi, 8888 meter, lalu dikoreksi lagi menjadi 8848 meter, sampai sekarang.
1854
Batu pertama Zaman Keemasan dunia pendakian di Alpen, diletakkan oleh Alfred Wills dalam
pendakiannya ke Puncak Wetterhom (3708 m), cikal bakal pendakian gunung sebagai olah
raga.
1857
Alpine Club yang pertama berdiri, di Inggris.
1858
Ketinggian K2 (singkatan Karakoram nomer 2) terukur, 8610 meter, menggeser lagi kedudukan

1 / 10

Sejarah Pendakian

Kangchenjunga menjadi juara tiga.
1865
Dinding selatan Mont Blanc dipanjat untuk pertama kali lewat lintasan Old Brenva, menandai
lahirnya panjat es (ice climbing). Sementara itu di Alpen bagian tengah, Edward Whymper dan
enam rekannya berhasil menggapai Puncak Matterhorn (4474 m)di Swiss. Tetapi 4 anggota
tim, yang saling terikat dalam satu tali, tewas dalam perjalanan turun, ketika salah seorang
terpeleset jatuh dan menyeret yang lain. Musibah ini mengakhiri 11 tahun Zaman Keemasan.
Tak urung lebih dari 180 puncak besar telah didaki dalam masa itu, sedikitnya satu kali, dan
lebih dari setengahnya oleh orang-orang Inggris.
1874
WA Coolidge mendaki Puncak Jungfrau dan Wetterhorn di musim dingin, sehingga digelari
Bapak Winter Climbing. Pada tahun 1870-an ini muncul trend baru, pendakian tanpa pemandu,
yang segera menjadi ukuran kebanggaan di antara pendaki.
1878
Regu yang dipimpin Clinton Dent berhasil memanjat Aiguille du Dru di Perancis, memicu trend
baru lagi, yaitu pemanjatan tebing-tebing yang tak seberapa tinggi namun curam dan sulit.
1883
WW Graham menjadi orang Eropa pertama yang mengunjungi Pegunungan Himalaya dengan
tujuan mendaki gunung sebagai olahraga dan petualangan. Dia mendaki beberapa puncak
rendah di kawasan Nanda Devi dan Sikkim India, bahkan konon berhasil mencapai Puncak
Changabang (6864 m).
1895
Percobaan pertama mendaki gunung berketinggian di atas 8000 meter, Nanga Parbat (8125
m), oleh AF Mummery. Orang Inggris yang sering disebut Bapak Pendakian Gunung Modern ini
hilang pada ketinggian sekitar 6000 meter.
1899
Ekspedisi Belanda pembuat peta di Irian menemukan kebenaran laporan Yan Carstensz, yang
dibuat hampir 3 abad sebelumnya. Maka namanya diabadikan di situ.
1902
Percobaan pertama mendaki K2, oleh ekspedisi dari Inggris.
1907
Ekspedisi di bawah Tom Longstaff mendaki Trisul (7120 m), puncak 7000-an yang pertama.
Longstaff adalah orang pertama yang mencoba penggunaan tabung oksigen dalam pendakian.
1909
Ekspedisi Persatuan Ahli Burung dari Inggris (BPUE) memasuki rawa-rawa sebelah selatan
kawasan Carstensz. Dalam 16 bulan mereka kehilangan 16 orang anggota mati dan 120 sakit.
1910
Karabiner buat pertama kali dipakai dalam pendakian gunung, diperkenalkan oleh
pemanjat-pemanjat dari Munich, Jerman Barat, diilhami oleh penggunaannya dalam pasukan
pemadam kebakaran.
1912
Eks anggota ekspedisi BPUE 1090, Dr.AFR Wallaston, kembali ke Irian bersama C.Bodden
Kloss, dengan 224 kuli pengangkut barang dan serdadu. Tiga jiwa melayang.
1921
George L.Mallory dkk. berhasil sampai di North Col Everest dalam perjalanan penjajagan
mereka dari sisi Tibet.

2 / 10

Sejarah Pendakian

1922
Usaha pertama mendaki Everest berakhir pada ketinggian 8320 meter di punggungan timur
laut.
1924
Mallory dan Irvine yang kembali mencoba Everest, hilang pada ketinggian sekitar 8400 meter.
Rekannya, Edward Norton, mencapai 8570 meter, rekor waktu itu, sendirian dan tanpa bantuan
tabung oksigen.
1931
Schmid bersaudara mencapai Puncak Matterhorn lewat dinding utara, sekaligus melahirkan
demam North Wall Climbing. Peningkatan taraf hidup di Inggris dan Eropa daratan pada
umumnya, menimbulkan perubahan pola penduduk kota melewatkan waktu luangnya,
menyebabkan populernya panjat tebing.
1932
Grivel memperkenalkan cakar es (crampoon) model 12 gigi, yang karena efektifnya tetap
disukai hingga kini.
1933
Comici dari Italia memanjat overhang dinding utara Cima Grande Lavredo di kawasan Dolomite,
Alpen Timur, menandai aid climbing yang pertama. Sekitar tahun ini pula sol sepatu Vibram
ditermukan oleh Vitale Bramini.
1936
Dr.A.H.Colijn, manajer umum perusahaan minyak Belanda dekat Sorong, dan geolog
DrJ.J.Dozy, menemukan bijih tembaga di kawasan dinding timur Gletser Moriane, tak jauh dari
kawasan Carstensz, Irian.
1937
Bill Murray mengubah tongkat pendaki yang panjang menjadi kapak es, menandai lahirnya
panjat es modern.
1938
Dinding utara Eiger di Swiss akhirnya berhasil dipanjat, oleh tim gabungan Jerman Barat dan
Austria, yang oleh Hitler diiming-imingi dengan medali emas olympiade. Dinding maut ini
sebelumnya telah menelan cukup banyak korban, dan berlanjut hingga kini. .
1941
Ekspedisi Archbold 'menemukan' Lembah Baliem, kantung suku Dani dengan tingkat
kebudayaan yang amat tinggi, di tengah belantara yang seolah tak berbatas dan tak tertembus.
Irian kian jadi perhatian ilmuwan-ilmuwan dunia.
1949
Nepal membuka perbatasannya bagi orang luar.
1950
Tibet dicaplok Cina. Pendakian Himalaya dari sisi ini tak diperkenankan lagi. Maurice Herzog
memimpin ekspedisi Perancis mendaki Annapurna (8091m), puncak 8000-an yang pertama,
menandai awal 20 tahun Zaman Keemasan pendakian di Himalaya. Di Alpen, tali nilon mulai
dipergunakan. Sebelumnya, tali serat tumbuhan hampir tak memiliki kelenturan, sehingga ada
'hukum' bahwa seorang leader tak boleh jatuh, sebab hampir pasti pinggangnya patah
tersentak. Pakaian bulu angsa mulai membuat malam-malam di bivouac lebih nyaman.
1951
Don Whillan menemukan pasangannya, Joe Brown, duet pemanjat terkuat yang pemah dimiliki
Inggris. Panjat bebas (free climbing) gaya Inggris menjadi tolok ukur dunia panjat tebing. Walter

3 / 10

Sejarah Pendakian

Bonatti dkk. menyelesaikan dinding timur Grand Capucin, awal aid climbing pada tebing yang
masuk kategori big wall.
Bermula di Inggris, terjadi Revolusi Padas. Tebing batu gamping ternyata tak serapuh yang
selama itu disangka. Tebing-tebing granit dan batuan beku lainnya mendapat saingan.
1952
Herman Buhl solo di dinding timur laut Piz Badile di Swiss, dalam waktu 4 1/2 jam. Inilah nenek
moyang speed climbing. Rekor waktu pada rute tersebut, yang dibuat tahun 1937, 52 jam !
1953
Herman Buhl dkk. menggapai Puncak Nanga Parbat (8125 m), puncak 8000-an kedua yang
didaki orang. Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang
tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris, menjadi manusia-manusia pertama yang berdiri di
puncak atap dunia, Everest.
1954
Ekspedisi Inggris sukses di Kangchenjunga, ekspedisi Perancis sukses di Makalu (8463 m). Di
Alpen, Don Whillan dan Joe Brown mencatat dinding Barat Aiguille du Dru dalam 2 hari, rekor
lagi.
1955
Walter Bonatti solo pilar barat daya du Dru 6 hari.
1956
Ekspedisi Jepang berhasil mendaki Manaslu (8163 m). Jepang segera menjadi salah satu
negara besar dalam dunia pendakian di Himalaya.
1957
Herman Buhl dan tim Austria mencapai Puncak Broad Peak (8047 m), sekaligus mematok
pendakian pertama gunung 8000-an dengan alpine tactic.
1958
Lapangan terbang perintis dibuka pada beberapa lokasi di Irian, membangkitkan semangat
para pendaki gunung untuk menjajal Carstensz, sang perawan salju di khatulistiwa.
1960
Claudio Barbier dari Belgia solo ketiga dinding utara di Tre Cima Laverdo dalam 1 hari. Pertama
kali speed climbing menggunakan teknik gabungan free dan aid climbing.
Helm mulai sering digunakan para pemanjat tebing.
Harness menjadi wajib, menyusul kematian seorang pemanjat Inggris di Dolomite. Harness
pertama yang diproduksi massal dan dijual untuk umum terbuat dari webbing, merek Tankey.
Tebing 48 Citatah mulai digunakan sebagai ajang latihan bagi pasukan Angkatan Darat kita.
1961
Ekspedisi dari Selandia Baru coba mendaki Carstensz Pyramide tapi mengalami kegagalan
sebab keterlambatan dukungan logistik lewat jembatan udara.
1962
Puncak Cerstensz Pyramide akhirnya berhasil digapai oteh tim Heinrich Heiner. Juga Puncak
Eidenburg didekatnya, oleh ekspedisi yang dipimpin oleh Phillip Temple. Awal pemakaian baut
tebing di Alpen; Tebing pantai mulai diminati. Pemanjat Amerika Serikat mulai bicara di Alpen,
diawali Hemmings dan Robbins yang menciptakan lintasan super sulit di dinding barat du Dru.
1963
Tim gabungan Inggris-AS memanjat dinding selatan Aiguille du Fou, hardest technical climbing
di Alpen waktu ilu, dengan teknik-teknik aid climbing gaya AS. Kode etik dalam panjat tebing
mulai banyak diperdebatkan di rumah-rumah minum. Pemanjatan solo pertama Eiger

4 / 10

Sejarah Pendakian

Nordwand, oleh Michel Darbellay, dalam satu hari. Bonatti dan Zapelli menyantap mix climbing
(ice dan rock) tersulit di Alpen, dinding utara Grand Pilier d'Angle di Mont Blanc. Seorang ahli
gletser yang baru kembali dari Antartika berusaha mendaratkan pesawat terbangnya di di
Puncak Jaya, dekat Carstensz. Untung angin kencang mengurungkan niatnya, sebab salju
tebal di sana terlalu lunak sebagai landas pacu. Tapi buntutnya, dua pesawat DC 3 kandas di
lereng utara dan selatannya, pada ketinggian sekitar 4300 meter.
1964
Ekspedisi Cina berhasil mendaki Shisha Pangma (8046 m)di Tibet, satu-satunya puncak
8000-an yang terletak diluar Nepal dan Pakistan (Karakoram). Beberapa pendaki Jepang serta
3 orang ABRI, Fred Athaboe, Sudarto dan Sugirin, yang tergabung dalam Ekspedisi
Cendrawasih, berhasil mencapai Puncak Carstensz (4884 m) di Irian. Dua perkumpulan
pendaki gunung tertua lahir, Mapala Ul di Jakarta dan Wanadri di Bandung. Tahun ini dianggap
awal sejarah pendakian gunung di Indonesia.
1965
Seratus tahun pendakian pertama Matterhorn diperingati dengan peliputan pendakian Hornli
dkk. Oleh BBC/TV sampai ke puncak. Untuk pertama kalinya pendakian gunung maupun panjat
tebing menjadi olahraga yang juga dapat 'ditonton' orang banyak.
Robbins dan John Harlin dri AS bikin lintasan lurus di dinding barat du Dru, mendemonstrasikan
keunggulan pemanjat AS dalam pemanjatan panjang dan berat. Pemerintah Nepal menutup
pendakian Himalaya di wilayahnya.
1967
Revolusi bagi para pemanjat es. Chouinnard memperkenalkan kapak es berujung lengkung,
dan McInnes menawarkan jenis Terodactyl. Lahirnya sekrup es berbentuk pipa meningkatkan
standar pemanjatan ice climbing.
Penggunaan tali kernmantle dipelopori oleh Inggris.
1968
Nafas segar bagi para pendaki, sejumlah lapangan terbang milik misi Katolik dibuka (Ji Irian.
Tapi dasar sial, hampir bersamaan dengan itu Pemerintah Rl tidak lagi mengeluarkan izin
pendakian di kawasan Carstensz.
1969
Reinhold Messner keluar dari pertapaannya di tebing-tebing Alpen Timur, meluruk ke barat,
menyikat dinding es raksasa tes Drotes dalam waktu 81/2 jam solo, membuyarkan rekor
sebelumnya, 3 hari.
Pemanjat-pemanjat Jepang mulai membanjiri pasaran di Alpen, antara lain bikin lintasan baru di
Eiger.
Sensus yang dilakukan British Mountaineering Club (BMC) mengatakan, ada 45.000 pemanjat
dan 500.000 walkers, di Inggris saja.
Nomer perdana majalah 'Mountain' beredar, menjadi media pendaki gunung dan pemanjat
tebing pertama yang beredar luas dalam bahasa Inggris, sehingga banyak mempengaruhi
perkembangan lewat perdebatan dan opini.
Pemerintah Nepal membuka kembali wilayahnya bagi pendakian Himalaya, dengan beberapa
peraturan baru dan membatasi pendakian pada puncak-puncak yang terdaftar dalam permitted
peaks saja. Agen-agen trekking komersial tumbuh dan berjibun seperti kutu yak, menggelitik
kelompok-kelompok kecil dari luar 'main-main' di Himalaya dengan mudah dan murah.
Soe Hok Gie dan ldhan Lubis gugur di Gunung Semeru, terkena gas beracun.
1970

5 / 10

Sejarah Pendakian

Dinding Selatan Annapurna dirambah tim Inggris, menggunting pita pembukaan era pendakian
jalur-jalur sulit di gunung-gunung besar. Tingkat kesulitan lintasan menjadi lebih penting dari
pada sekedar mencapai puncak. Ini tak lepas dari kian canggihnya perlengkapan panjat es,
kecepatan pemanjatan meningkat drastis.
Di Alpen artificial climbing tambah populer dan kaya teknik. Kurang lebih tahun ini pula lahir
cabang panjat dinding.Tebing buatan yang pertama dikenal orang kemungkinan besar didirikan
di Universitas Leeds,Inggris. Perancangnya Don Robinson, yang kemudian juga merancang
dinding panjat di Acker's Trust, Birmingham, dinding panjat pertama yang diklaim mampu
menampung segala pegangan, pljakan dan gerakan panjat tebing, sekaligus menawarkan
bentuk sculpture yang artistik.
Sejalan dengan itu, bentuk-bentuk latihan terpisah dalam panjat tebing mulai menggema. Salah
seorang pelopornya ialah Pete Livesey, pemanjat yang juga pecinta speleologi dan olahraga
kano, serta punya dasar di atletik sebagai pelari. Pete tahu benar pentingnya latihan spesifik
bagi jenis-jenis olahraga tersebut. Dan dia mencoba menerapkan prinsip yang sama pada
panjat tebing. Pelan tapi pasti, panjat tebing mulai dipandang lebih sebagai kegiatan atletis,
ketimbang sekedar 'hura-hura di tebing'. Tak lagi memadai semboyan 'best training for climber
is climbing', apalagi hanya dengan memupuk kejantanan lewat gelas-gelas bir, seperti yang
selama & dianut.
1971
Kawasan Carstensz kembali dibuka untuk pendakian, segera diserbu oleh ekspedisi-ekspedisi
dari Australia, Jerman, AS, bahkan Hongkong. Tahun ini pula Mapala UI berhasil mencapai
Puncak Jaya, antara lain oleh Herman O. Lantang dan Rudy Badil, orang-orang sipil Indonesia
pertama.
1972
Untuk pertama kalinya panjat dinding masuk dalam jadwal olimpiade, yaitu didemonstrasikan
dalam Olympiade Munich.
1974
Pasangan Reinhold Messner dan Peter Habeler mendaki Hidden Peak (8068 m) di Karakoram,
3 hari dengan Alpine push, kemudian memecahkan rekor kecepatan Eiger, 10 jam.
1975
Ekspedisi dari Jepang menjadi tim wanita pertama yang menjejakkan Puncak Everest.
Sementara itu Cina mengirimkan tim pertamanya, dari punggungan timur laut. Perlengkapan
panjat es kian lengkap, lalu ramalan cuaca kian akurat dengan intervensi komputer. Akibatnya,
seolah tak ada lagi pelosok Alpen yang terpencil.
Namun, bercak-bercak kapur magnesium mulai terasa merisihkan tebing-tebing di Inggris dan
Eropa daratan, kebanyakan dituduhkan sebagai ulah pemanjat-pemanjat 'hijau', yang
mengobral magnesium pada lintasan-lintasan yang seharusnya bisa dilampaui tanpa bubuk itu.
1976
Harry Suliztiarto tak sanggup lagi menahan obsesinya, dengan tali nilon dia mulai latihan panjat
memanjat di Citatah, dan dibelay oleh pembantu rumahnya. Patok pertama panjat tebing
modern di Indonesia.
1977
Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan di Bandung oleh Harry Suliztiaito, Agus
Resmonohadi, Heri Hermanu, Deddy Hikmat. Inilah awal tersebarnya kegiatan panjat tebing di
Indonesia.
Ekspedisi Selandia Baru coba mendaki Everest tanpa bantuan sherpa. Mereka cuma sampai

6 / 10

Sejarah Pendakian

South Col, tapi mereka mereka seolah memukul gong yang gaungnya merantak ke
mana-mana, 'ekspedisi berdikari'. Yang pro mengganggapnya sebagai kejujuran yang wajib,
yang kontra melecehkannya sebagai kesia-siaan yang konyol. Perdebatan tak selesai hingga
kini.
1978
Messner & Habeler menggegerkan dunia kangouw Himalaya dengan pendakian Everest tanpa
bantuan tabung oksigen. Tambah geger ketika Messner bersolo karier di Nanga PQrtied dalam
waktu 12 hari. Pendakian solo ini oleh banyak pakar dianggap lebih penting daripada pendakian
tanpa oksigennya.
Pemerintah Nepal menambahkan beberapa permitted peaks.
1979
Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki.
1980
Tebing Parang untuk pertama kalinya oleh tim ITB, di bawah pimpinan Harry Sulisztiarto.
Wanadri untuk pertamakalinya menyelenggarakan ekspedisi ke Carstensz di Pegunungan
Jayawijaya. Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing untuk pertama kalinya. Sampai
kini belum ada lagi kelompok yang membuat pendidikan panjat tebing untuk umum seperti ini.
Pemerintah Nepal membuka kesempatan pendakian musim dingin, di samping musim semi dan
musim gugur. Kian banyak kaki meratakan jalan-jalan setapak dipelbagai pelosok Himalaya,
kikan tinggi sampah menumpuk di sana-sini. Sebagai gantinya, konon mata uang asing makin
deras mengalir ke sana. Tapi siapa yang tambah kaya?
1981
Dua ekspedisi Indonesia sekaligus di dinding Selatan Carstensz, Mapala Ul dan ITB. Salah
seorang anggota tim Mapala Ul, Hartono Basuki, gugur di sini. Jayagiri dari Bandung
mengirimkan Danardana mengikuti sekolah pendaki gunung di Glenmore Lodge, Skotlandia,
dilanjutkan pendakian Matterhorn di Swiss.
1982
Jayagiri kembali mengirimkan orang, Irwanto, ke sekolah pendakian di ISM, Swiss, dilanjulkan
ekspedisi 4 orang ke Mont Blanc di Perancis, dan Matterhorn serta Monte Rosa di Swiss.
Ahmad dari kelompok Gideon Bandung tewas terjatuh di Tebing 48 Citatah, korban pertama
panjat tebing di Indonesia.
1984
UGM (Mapagama) mengirimkan Tim Ekspedisi Gajah Mada ke Irian Jaya. Tim panjatnya
berhasil mencapai puncak Carstensz Pyramide melalui jalur normal.
Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu di Bali, berhasil dipanjat
oleh kelompok Skygers bersama GAP (Gabungan Anak Petualang) dari Surabaya.
1985
Tebing Serelo di Lahat, Sumatra Selatan, berhasil dipanjat oleh tim yang menamakan dirinya
Ekspedisi Anak Nakal. Ekspedisi Mapala Ul gagal mencapai Puncak Chulu West (6584 m) di
Himalaya, Nepal. Ekspedisi Jayagiri gagal memanjat Eiger Nordwand.
1986
Kelompok gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing Bambapuang di selatan Toraja,
Sulawesi Selatan.
Ketompok UKL (Unit Kenal Lingkungan) Univeritas Pajajaran Bandung memanjat tebing
Gunung Lanang di Jawa Timur.
Pemanjat-pemanjat Jayagiri Bandung merampungkan Dinding Ponot di air terjun Sigura-gura,

7 / 10

Sejarah Pendakian

Sumatera Utara.
Ekspedisi Jayagiri mengulang pemanjatan Eiger, berthasil, menciptakan lintasan baru. Mapala
Ul mengirimkan ekspedisi ke Puncak Kilimanjaro (5895 m) di Afrika antara lain Don Hasman
(Wartawan Mutiara).
Kompetisi panjat tebing pertama di dunia diselenggarakan di Uni Soviet, di tebing alam, dan
sempat ditayangkan juga oteh TVRI.
1987
Empat Anggota Ekspedisi Aranyacala Universitas Trisakti tewas diserang Gerombolan
Pengacau Irian dalam perjalanan menuju Jayawaijaya.
Ekspedisi Wanadri menyelesaikan pemanjatan Tebing Batu Unta di Kalimantan Barat.
Kelompok Trupala memanjat tebing Bukit Gajah di Jawa Tengah. Sepikul di Jawa Timur
disantap Skygers.
Beberapa ekspedisi dan pendaki Indonesia dikirimkan keluar negeri. Mapala Ul ke Puncak
Chimborazo (6267 m)dan Cayambe (gagal) di Pegunungan Andes, Amerika Selatan.
Ekspedisi Wanita Indonesia Mendaki Himalaya ke lmja Tse, Himalaya, hampir bersamaan
dengan dua anggota Ekspedisi Jayagiri Saddle Marathon yang sedianya berambisi memanggul
sepeda ke puncak namun terhadang birokrasi Nepal. Di Afrika, ekspedisi sepeda ini berhasil
mencapal puncak tertingginya, Kilimanjaro (5895 m) dan Mount Kenya (5199 m, tanpa sepeda).

Ekspedisi Wanadri gagal mencapai Puncak Vasuki Parbat (6792 m) di Garhwal Himalaya,
India. Lomba panjat tebing pertama di Indonesia dilaksanakan di tebing pantai Jimbaran di Bali.

1988
Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4 atlet pemanjat
Prancis yang diundang atas kerjasama Kantor Menpora dengan Kedubes Perancis di Jakarta.
Mereka juga sempat memberikan ilmu lewat kursus singkat kepada pemanjat-pemanjat kita.
Bersamaan, lahir Federasi Panjat Gunung & Tebing Indonesia, diketuai Harry Suliztiarto.
Untuk pertama kalinya disusun rangkaian kejuaraan untuk memperebutkan Piala Dunia Panjat
Dinding yang direstui dan diawasi langsung oleh UIAA (badan Internasional yang membawahi
federasi-federasi panjat tebing dan pendaki gunung), diawali dengan kejuaraan di Snowbird,
Utah, AS.
Ekspedisi panjat tebing pertama yang dilakukan sepenuhnya oleh wanita, Ekspedisi Putri
Parang Aranyacala, Tower III. Sedangkan kelompok putranya memanjat Tebing Gunung
Kembar di Citeureup, Bogor.
Ekspedisi UKL Unpad Bandung di Batu Unta, Kalbar, kehilangan satu anggotanya, Yanto
Martogi Sitanggang jatuh bebas. Speed climbing pertama di Indonesia dilakukan oleh Sandy &
Jati, di dinding utara Parang, 3 jam. Sekaligus merupakan pemanjatan big wall pertama tanpa
menggunakan alat pengaman sama sekali, keduanya hanya dihubungkan dengan tali.
Lomba panjat 'tebing buatan' pertama dilakukan di Bandung, mengambil dinding gardu listrik.
Ekspedisi Wanadri berhasil menempatkan 3 pendakinya di Puncak Pumori (7145 m) di
Himalaya, Nepal, disusul pasangan Hendricus Mutter dan Vera dari Jayagiri mendaki Imja Tse
(6189 m), tanpa bantuan sherpa.
Lalu di Alpen, Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing gagal memenuhi target waktu 2 hari
pemanjatan dinding utara Eiger, mulur menjadi 5 hari. Sedangkan ekspedisi dari Pataga
Jakarta berhasil menciptakan lintasan baru di dinding yang sama.
Di Yosemite, AS, Sandy Febyanto dan Jati Pranoto dari Jayagiri memanjat Tebing Half Dome

8 / 10

Sejarah Pendakian

(gagal memecahkan retor John Bachar & Peter Croft 4,5 jam) dan Tebing El Capitan (gagal
memecahkan rekor 10,5 jam).
1989
Awal tahun dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah, gugurnya salah satu
pemanjat terbaik Indonesia, Sandy Febyanto, jatuh di Tebing Pawon, Citatah. Tapi tak lama,
semangat almarhum seolah justru menyebar ke segala penjuru, memacu pencetakan prestasi
panjat tebing di Bumi Pertiwi ini.
Tim Panjat Tebing Yogyakrta/TPTY melakukan ekspedisi ke Dinding Utara Carstensz tetapi
gagal mencapai puncak secara direct, namun jalur normal Carstensz berhasil dipanjat
sebelumnya.
Kembali kawasan Citeureup dirambah anak Aranyacala, kali ini Tebing Rungking.
Arek-arek Young Pioneer dari Malang memanjat tebing Gajah Mungkur di seputaran dalam
kawah Gunung Kelud. Kemudian tim Jayagiri dalam persiapannya ke Lhotse Shar di Nepal,
mematok target memanjati semua pucuk-pucuk tebing sekeliling kawah Kelud tadi, tapi tak
berhasil. Ekspedisi Lhotse Shar itu sendiri batal berangkat.
Tebing Uluwatu dipanjat ekspedisi putri yang kedua, dari Mahitala Unpar.
Kelompok MEGA Universitas Terumanegara melakukan Ekspedisi Marathon Panjat Tebing,
beruntun di tebing-tebing Citatah, Parang, Gajah Mungkur, dan berakhir di Uluwatu, dalam
waktu hampir sebulan, marathon panjat tebing pertama di Indonesia. Ekspedisi Putri Lipstick
Aranyacala dia Bambapuang, tapi musibah menimpa sebelum puncak tergapai. Ali Irfan
Batubara, fotografer tim, tewas tergelincir dari ketinggian.
Tahun ini tercatat tak kurang dari sepuluh kejuaraan panjat dinding diselenggarakan di
Indonesia. Beberapa yang besar antara lain di Universitas Parahyangan Bandung, Universitas
Trisakti Jakarta, ISTN Jakarta, di Markas Kopassus Grup I Serang, dua kali oleh Trupala SMA-6
(di Balai Sidang dan Ancol), lalu SMA 70 Bulungan Jakarta, kelompok KAPA FT Ul, Geologi
ITB.
Mapala Ul bikin 2 ekspedisi, Mount Cook (3764 m) di Selandia Baru dan Puncak McKinley
(6149 m) di Alaska. Empat anggota Wanadri mengikuti kursus pendakian gunung es di Rainier
Mountaineering Institute di AS, dilanjutkan dengan bergabung dengan ekspedisi AS ke
Kangchenjunga di Himalaya.
Di Alpen, Ekspedisi Wanita Alpen Indonesia berhasil pula merampungkan misinya, mendaki 5
puncak tertinggi di 5 negara Eropa, Mont Blanc (4807m, Perancis), Grand Paradiso (4601 m,
Italia), Marts Rosa (4634 m, Swiss), Grossgiockner (3978 m, Austria) dan Zugsptee (2964 m,
Jerman Barat).
Akhir tahun ini ditutup dengan gebrakan Budi Cahyono melakukan pemanjatan solo di Tower III
Tebing Parang. Artificial solo climbing pada big wall yang pertama di Indonesia.
1991
Aryati menjadi wanita Asia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di Puncak Annapurna
IV, Himalaya, pada Ekspedisi Annapurna Putri Patria Indonesia.
Tim Srikandi Tim Panjat Tebing Yogyakarta (6 orang) membuat jalur di Bukit Tanggul, Tulung
Agung, Jawa Timur.
1992
Dunia petualangan Indonesia kembali berduka karena kehilangan dua orang terbaiknya,
Norman Edwin dan Didiek Syamsu, anggota Mapala UI tewas di terjang badai di Gunung
Aconcagua, Argentina.
Ekspedisi Pemanjat Putri Indonesia menjejakkan kakinya di Puncak Tebing Cima Ovest, Tre

9 / 10

Sejarah Pendakian

Cime, Italia.
Ekspedisi Putri Khatulistiwa Tim Panjat Tebing Yogyakarta memanjat dinding utara Bukit
Kelam, Sintang, Kalimantan Barat.
1996
Clara Sumarwati membuat kontroversi dalam pendakiannya di Everest, puncak tertinggi di
Pegunungan Himalaya pada tanggal 26 September 1996. Banyak pihak di Indonesia yang
meragukan bahwa kedua kakinya telah menjejak puncak tertinggi di dunia itu. Tetapi
berdasarkan data dari Adventure Stats.com pada bulan Januari 2002 nama Clara Sumarwati
telah tercatat sebagai pendaki Everest ke 836.
1997
Pratu Asmujiono menyusul Clara menjejakkan kakinya di Puncak Everest pada tanggal 26 April.
Menurut catatan Adventure Stats.com, ia merupakan orang yang ke 851. Asmujiono berangkat
bersama tim Ekpedisi Everest Indonesia yang merupakan gabungan anggota Kopassus dan
pendaki sipil lainnya.(GS,Bahan: katalog LPDN, berbagai sumber).

Persiapan Pendakian




Banyak remaja sering mengisi waktu liburan dengan naik gunung. Namun, karena ketidak-tahuan, kegiatan fisik berat itu sering tidak disiapkan dengan baik.Padahal, mendaki gunung ditentukan oleh faktor ekstern dan intern, dan kebugaran fisik mutlak diperlukan.

Pendaki gunung legendaris asal Inggris, Sir George Leigh Mallory, kerap menjawab pendek pertanyaan mengapa ia begitu tergila-gila naik gunung. *Because it is there, *ujarnya. Jawaban itu menggambarkan betapa luas pengalamannya mendaki gunung dan bertualang. Selain jawaban itu, masih banyak alasan mengapa seseorang mendaki gunung atau menggeluti kegiatan petualangan lainnya.

Anggota-anggota Mapala Universitas Indonesia-kelompok pencinta alam tertua (bersama Wanadri Bandung) di Indonesia-contohnya. Mereka punya alasan lebih panjang dari Mallory. Dalam halaman awal buku pegangan petualangan yang dimiliki seluruh anggotanya tertulis, Nasionalisme tidak dapat tumbuh dari slogan atau indoktrinasi. Cinta tanah air hanya tumbuh dari melihat langsung alam dan masyarakatnya. Untuk itulah kami naik gunung.

Yang jelas, tidak seorang petualang alam-komunitas di Indonesia lebih senang menggunakan istilah pencinta alam-melakukan kegiatan itu dengan alasan untuk gagah-gagahan. Karena bukan untuk gagah-gagahan, maka sebaiknya tidak ada istilah modal nekad dalam mendaki gunung.

Bagaimanapun, gunung dengan rimba liarnya, tebing terjal, udara dingin,kencangnya angin yang membuat tulang ngilu, malam yang gelap dan kabut yang pekat bukanlah habitat manusia modern. Bahaya yang dikandung alam itu akan menjadi semakin besar bila pendaki gunung tidak membekali diri dengan peralatan, kekuatan fisik, pengetahuan tentang alam, dan navigasi yang baik.

Tanpa persiapan yang baik, naik gunung tidak bermakna apa-apa. Secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya pendakian gunung. Pertama, faktor ekstern atau faktor yang berasal dari luar diri pendaki. Cuaca, kondisi alam, gas beracun yang dikandung gunung dan sebagainya yang merupakan sifat dan bagian alam. Karena itu, bahaya yang mungkin timbul seperti angin badai, pohon tumbang, letusan gunung atau meruapnya gas beracun dikategorikan sebagai bahaya objektif (objective danger). Seringkali faktor itu berubah dengan cepat di luar dugaan manusia.

Tidak ada seorang pendaki pun yang dapat mengatur bahaya objektif itu. Namun dia dapat menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan itu. Diri pendaki, segala persiapan, dan kemampuannya itulah yang menjadi faktor intern, faktor kedua yang berpengaruh pada sukses atau gagalnya mendaki gunung.

Bila pendaki tidak mempersiapkan pendakian, maka dia hanya memperbesar bahaya subyektif. Misalnya, bahaya kedinginan karena pendaki tidak membawa jaket tebal atau tenda untuk melawan dinginnya udara dan kencangnya angin.

Tidak bisa ditawar, mendaki gunung adalah kegiatan fisik berat. Karena itu, kebugaran fisik adalah hal mutlak. Untuk berjalan dan menarik badan dari rintangan dahan atau batu, otot tungkai dan tangan harus kuat. Untuk menahan beban ransel, otot bahu harus kuat. Daya tahan (endurance) amat diperlukan karena dibutuhkan perjalanan berjam-jam hingga hitungan hari untuk bisa tiba di puncak.

Bila tidak biasa berolahraga, calon pendaki sebaiknya melakukan jogging dua atau tiga kali seminggu, dilakukan dua hingga tiga minggu sebelum pendakian. Mulailah jogging tanpa memaksa diri, misalnya cukup 30 menit dengan lari-lari santai.

Tingkatkan waktu dan kecepatan jogging secara bertahap pada kesempatan berikutnya. Bila kegiatan itu terasa membosankan, dapat diselingi dengan berenang. Dua olahraga itu sangat bermanfaat meningkatkan endurance dan kapasitas maksimum paru-paru menyedot oksigen (Volume O2 maximum/VO2 max).

Latihan push up, sit up, pull up sebaiknya juga dilakukan untuk memperkuat otot-otot. Saking semangatnya, pendaki muda kerap kali ingin segera mencapai puncak,apalagi bila kegiatan itu dilakukan berkelompok. Persaingan untuk berjalan paling cepat, paling depan, dan menjadi orang pertama memijak puncak,sebaiknya ditinggalkan.

Mendaki gunung yang baik justru melangkah perlahan dalam langkah-langkah kecil dan dalam irama tetap. Dengan berjalan seperti itu , pendaki dapat mengatur napas, dan menggunakan tenaga seefisien mungkin. Bagaimanapun mendaki merupakan pekerjaan melelahkan. Selain itu, keindahan alam dan kebersamaan dalam rombongan, sering menggoda pendaki untuk banyak berhenti dan beristirahat di tengah jalan. Bila dituruti terus, bukan tidak mungkin pendakian malah gagal mencapai puncak. Karena itu, cobalah membuat target pendakian. Misalnya, harus berjalan nonstop selama satu jam, lalu istirahat 10 menit, kembali mendaki selama satu jam dan seterusnya. Lakukan hal ini hingga mencapai puncak atau hari telah sore untuk berkemah. Pada medan perjalanan yang landai, target waktu seperti itu dapat diganti dengan target tempat. Caranya, tentukanlah titik-titik target di peta sebagai titik beristirahat.

Buatlah jadwal rencana kegiatan sehingga waktu yang tersedia digunakan seefektif mungkin dalam bergiat di alam. Jadwal itu memungkinkan pendaki menghitung berapa banyak makanan, pakaian, peralatan harus dibawa, dan dana yang harus disiapkan. Jadwal itu antara lain mencakup keberangkatan, jadwal dan rute pendakian, kapan tiba di puncak, jadwal dan rute pulang, dan seterusnya. Jadwal pendakian perhari dapat lebih dirinci dengan berapa jam jatah pendakian, pukul berapa dimulai dan kapan berhenti serta seterusnya.

Untuk menghindari beban bawaan terlalu berat, hindari membawa barang-barang yang tidak perlu. Misalnya, cukup membawa baju dan celana tiga atau empat stel meski pendakian memerlukan waktu cukup lama. Satu stel pakaian dikenakan saat berangkat dari rumah hingga kaki gunung dan saat pulang. Satu stel sebagai baju lapangan saat mendaki. Satu stel yang lain sebagai baju kering yang digunakan saat berkemah. Rain coat dan payung dapat dicoret dari barang bawaan bila telah membawa ponco. Bila telah membawa lilin, cukup membawa batu batere seperlunya untuk menyalakan senter dalam keadaan darurat. Piring dapat ditinggal di rumah karena wadah makanan dapat menggunakan rantang memasak atau cangkir.

Bila barang perlengkapan telah terkumpul, masukkan semua ke dalam ransel. Jangan biarkan ada sejumlah barang seperti cangkir atau sandal diikat di luar ransel. Selain tidak sedap dipandang, risiko hilang selama pendakian, amat besar. Meski demikian, ada beberapa barang yang ditolerir bila ditaruh di luar ransel dan diikat dengan tali webbing ransel. Misalnya, matras karet dan tiang tenda. Namun, yakinkan, semua telah diikat dengan kencang. Menaruh barang di dalam ransel amat berbeda dengan cara memasukkan buku-buku pelajaran dalam daypack (ransel kecil yang biasa digunakan ke sekolah). Buku pelajaran, baju praktikum, kalkulator dapat kita cemplungkan begitu saja ke dalam daypack. Sebaliknya, barang-barang pendakian harus dimasukkan dalam ransel dengan aturan tertentu sehingga mengurangi rasa sakit saat memanggul dan menghindari ruang kosong dalam ransel.

Prinsip pengepakan barang dalam ransel.
1. Letakkan barang ringan di bagian bawah dan barang berat di bagian atas.
2. Barang-barang yang diperlukan paling akhir (misalnya peralatan kemping dan tidur), ditaruh di bagian bawah dan barang yang sering dikeluar-masukkan(seperti jaket, jas hujan, botol air) di bagian atas.
3. Jangan biarkan ada ruang kosong dalam ransel. Contoh, manfaatkan bagian dalam panci sebagai tempat menyimpan beras.

Untuk itu, langkah pertama mengepak perlengkapan pendakian adalah mengelompokkan barang menurut jenis, seperti:
a. pakaian dan kantung tidur,
b. alat memasak,
c. tenda,
d. makanan.

Bungkus kelompok-kelompok barang itu dalam kantong-kantong plastik agar mudah dicari. Sebagian besar pendaki menganggap, mengepak barang merupakan seni tersendiri dan kerap mengasyikkan.

Tips Mendaki Gunung




Informasi yg tersedia mengenai hal ini seringkali sulit diperoleh bagi pemula. Guru terbaik adalah dari pengalaman. Berikut ini ada beberapa tips yg bisa membantu kamu-kamu sebelum mendaki ke gunung.
Tips Umum :
  • Pastikan kamu memberi tahu orang lain sebelum pergi. Kemana dan kapan rencananya kamu akan balik. Kalau ada apa-apa mereka akan tau dan memberi info ke pihak yg berwenang.
  • Persiapkan dirimu sebaik mungkin. Kamu harus tahu peta geografis gunung yg akan kamu daki. Hewan dan tumbuhan apa aja yg ada disana. Pokoknya kamu harus mempeajari lingkungan disekitar gunung itu sehingga kamu tahu bekal dan alat apa aja yg mesti kamu bawa.
  • Gunakan instingmu. Kalo tersesat sebelum melanjutkan perjalanan ingat baik-2 arah perjalananmu. Kalu capek istirahat. Kalau lapar cari sesuatu yg bisa dimakan.
  • Berharap keberuntungan. Kalau kamu baca kisah-kisah survival orang-orang terkenal, mereka biasanya memaksa diri mereka ke batas yg tk terduga. Jangan pesimis dengan kemampuanmu untuk bertahan.
  • Di gunung dg hutan yg lebat sulit bagi kamu mengira-ngira arah tujuanmu. Panjatlah pohon setinggi mungkin agar bisa melihat pemandangan di kejauhan. Kalau ada bagian hutan yg terlihat lebih rendah dari sekitarnya biasanya di disitu ada sungai atau desa setempat.
  • Di gunung kamu jangan asal berjalan seperti lagi jalan-jalan di mall. Lihat sekelilingmu. Tersandung batu atau memegang dahan pohon yg salah bisa membuatmu terluka.
  • Di gunung jangan buang-buang tenaga berburu binatang. Banyak jenis tanaman yg bisa kamu makan. Maka persiapan seperti poin diatas sangatlah penting.
  • Dahan dan pohon yg tumbang adalah pembunuh nomer satu di hutan. Maka dirikanlah kemah di tempat yg terbuka.







Tips Persiapan Mendaki Gunung :
  1. Pilih Barang Yang Dapat Berfungsi Ganda
    Dalam memilih barang yang akan dibawa pergi mendaki selalu cari alat/perlengkapan yang berfungsi ganda, tujuannya apalagi kalau bukan untuk meringankan berat beban yang harus kamu bawa. Contoh : Alumunium foil, bisa untuk pengganti piring, bisa untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan nanti, dan yang penting bisa dilipat hingga tidak memakan tempat di ransel.
  2. Matras
    Sebisa mungkin matras disimpan didalam ransel jika akan pergi kelokasi yang hutannya lebat, atau jika akan membuka jalur pendakian baru. Banyak rekan pendaki yang lebih senang mengikatkan matras diluar, memang kelihatannya bagus tetapi jika sudah berada di jalur pendakian, baru terasa bahwa metode ini mengakibatkan matras sering nyangkut ke batang pohon dan semak tinggi, lagipula pada saat akan digunakan matrasnya sudah kotor.
  3. Kantung Plastik
    Selalu siapkan kantung plastik didalam ransel kamu, karena akan berguna sekali nanti misalnya untuk tempat sampah yang harus kamu bawa turun, baju basah dan lain sebagainya.
    Gunakan selalu kantung plastik untuk mengorganisir barang barang didalam ransel kamu (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan dan item lainnya), ini untuk mempermudah jika sewaktu-waktu kamu ingin memilih pakaian, makanan dsb.
  4. Menyimpan Pakaian
    Jika kamu meragukan ransel yang kamu gunakan kedap air atau tidak, selalu bungkus pakaianmu didalam kantung plastik, gunanya agar pakaian tidak basah dan lembab.
    Sebaiknya pakaian kotor dipisahkan dalam kantung tersendiri dan tidak dicampur dengan pakaian bersih
  5. Menyimpan Makanan
    Pada gunung-gunung tertentu (misalnya Rinjani) usahakan makanan dibungkus dengan plastik dan ditutup rapat kemudian dimasukkan kedalam ransel, karena monyet-monyet didekat puncak / base camp terakhir suka membongkar isi tenda untuk mencari makanan.
  6. Menyimpan Korek Api Batangan
    Simpan korek api batangan kamu didalam bekas tempat film (photo), agar korek api kamu selalu kering.
  7. Packing Barang / Menyusun Barang Di Ransel
    Selalu simpan barang yang paling berat diposisi atas, gunanya agar pada saat ransel digunakan, beban terberat berada dipundak kamu dan bukan di pinggang kamu hingga memudahkan kaki melangkah.